Cari Blog Ini

0 Diplomasi Indonesia-Rusia Erat, Garap Kemaritiman

Rabu, 29 April 2015
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Rusia menyatakan ingin meningkatkan hubungan kerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang. Hubungan Indonesia dengan RUsia yang telah menginjak usia 65 tahun dianggap sebagai suatu pondasi dan potensi yang bagus untuk pengembangan kerja sama, khususnya di bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi.

Kedua negara sudah bertemu dalam konsultasi bilateral antara Kementerian Luar Negeri Indonesia dengan Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia di Jakarta, pada Jumat, 6 Februari 2015.

"Kita sebenarnya berdagang dengan Rusia sudah lama sekali. Mereka butuh barang kita, kita juga butuh teknologi mereka di berbagai bidang," kata Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri, Dian Triansjah Djani, usai pertemuan bilateral dengan perwakilan Rusia, di kediaman Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Jakarta, Jumat malam, 6 Februari 2015.

Djani menekankan pentingnya pengembangan diplomasi ekonomi dengan Rusia. Nilai perdagangan Indonesia-Rusia memang masih kecil. Pada 2013 nilai perdagangan sebesar US$ 3,52 miliar dan pada periode Januari-Oktober 2014 turun menjadiUS$ 2,25 miliar.

Indonesia meminta peningkatan akses pasar bagi produk Indonesia ke Rusia seperti kelapa sawit, produk perikanan, teh, kopi, garmen dan produk manufaktur. "Di bidang investasi, Indonesia mengundang Rusia untuk berinvestasi di Indonesia, termasuk di bidang infrastruktur kemaritiman dan konektivitas," katanya.

Menurut dia, potensi lain dalam kerja sama dengan Rusia adalah peningkatan wisatawan Rusia ke Indonesia dan pertukaran mahasiswa termasuk beasiswa dari pemerintah Rusia bagi warga Indonesia.

Sementara itu, Wakil Menlu Rusia Igor Morgulov mengatakan kebijakan luar negeri Rusia yang mengarah ke kawasan Asia Pasifik mendekatkan negara tersebut ke Indonesia dan menjadikannya sebagai mitra penting di kawasan. "Rusia selalu terbuka untuk kerja sama dengan Indonesia, termasuk alih teknologi dan produksi bersama," ujar Morgulov

Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2015/02/07/118640638/Diplomasi-Indonesia-Rusia-Erat-Garap-Kemaritiman

Analisis : dalam rangka 65 tahun indonesia dan rusia menjalin hubungan internasional indonesia dan rusia mencoba untuk mempererat hubungan internasionalnya dalam berbagai bidang, apalagi dalam bidang ekonomi dan investasi

Kesimpulan dan saran : dalam hal perekonomian tepatnya perdagangan indonesia sudah lama sekali menjalin hubungan dengan rusia apalagi indonesia sudah bekerjasama dalam mengekspor kelapa sawit, produk prikanan, teh kopi, garmen dan produk manufaktur yang akan lebih ditingkatkan lagi, dalam hal investasi indonesia mengajak rusia untuk berinvestasi dibidang konektivitas terutama dalam bidang maritin yang notabene indonesia adalah negara maritim. saran saya agar lebih ditingkatkan lagi hubungan terutama dibidang perekonomian indonesia dan rusia karena sejak dulu sampai sekarang indonesia rusia sudah menjalin hubungan yang baik antar negara.

Read more

0 KontraS: Pelanggar HAM tak Pernah Diadili

Minggu, 05 April 2015
Ketua Kontras, Haris Azhar

Ketua Kontras, Haris Azhar
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Haris Azhar mengatakan, sebagian besar pelaku pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia tidak diadili, bahkan sama sekali tidak tersentuh oleh aparat penegak hukum.

Hal tersebut disampaikan dalam acara peringatan Hari Ulang Tahun ke 17 KontraS yang bertemakan "Kebal Hukum: Modus Jahat Para Penjahat"  pada Jumat (20/3).

"Mereka masih bebas berkeliaran tanpa merasa perlu bertanggung jawab atas kejahatan yang telah dilakukan. Ironisnya, negara cenderung membiarkan hal ini terus-terusan terjadi, dari tahun ke tahun," kata Haris di Kantor KontraS, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (20/3).

Haris mengatakan, impunitas atau kekebalan hukum masih banyak terjadi di Indonesia hingga saat ini. KontraS pun, lanjutnya, selalu berusaha mendampingi masyarakat dalam melawan ketidakadilan. Termasuk masalah impunitas terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM di masa lalu.

"Pihak keluarga tidak pernah berhenti menyatakan kerinduan yang menahun, kehilangan tak akan pernah basi. Hilangnya boleh tahun 1975 atau 1998, tapi nyerinya bisa datang kapan saja sampai entah, apalagi bila melihat pelakunya masih bisa tertawa," ujarnya.

Analisis : dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke 17 Kontras Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Haris Azhar mengatakan bahwa masih banyak pelaku pelanggaran ham di indonesi belum diadili, lalu dalam peringatan tersebut juga kontras berusaha masyarakat dalam melawan ketidakadilan, karena melawan ketidak adilan apalagi menyangkut pelanggaran ham menjadi masalah utama yang harus dihadapi

Kesimpulan dan saran : dari penjelasan diatas masih banyak pelaku pelanggaan HAM yang belum diadili dengan semestinya sesuai dengan undang undang dan hukum yang berlaku mengingat ketidakadilan proses hukum yang dijalankan, saran saya agar pemerintah lebih menganggap serius masalah pelanggaran HAM ini dengan memberikan sanksi sanksi pidana yang tegas agar masyarakat di indonesia dapat hidup dengan tentam dan damai


Sumber : http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/15/03/20/nlic5s-kontras-pelanggar-ham-tak-pernah-diadili
Read more